Cerita Mereka yang Menyesal Setelah Bergabung dengan ISIS di Suriah - BERITA86INDO

Hot

Post Top Ad

Your Ad Spot

Senin, 25 Maret 2019

Cerita Mereka yang Menyesal Setelah Bergabung dengan ISIS di Suriah



Berita86INDO - Nur Dhania baru berusia 15 tahun ketika dia terpikat propaganda ISIS hingga memutuskan berangkat ke Suriah pada 2015.

Kenang Para Korban, PM Selandia Baru Akan Gelar Zikir Nasional Jumat Depan
Sejarah Taiwan dan Ekshibisi Andy Warhol di Chiang Kai-shek Memorial Hall
Begitu tiba di Suriah remaja asal Indonesia ini langsung menyadari kekeliruannya. Dia sebelumnya telah meyakinkan keluarganya untuk bergabung dengan 'kekhalifahan' ISIS.

Kini, dia menyebut kehidupan di sana tidaklah seperti surga yang digambarkan para propagandis.

Dia merasa tertipu dan merasa sepenuhnya bertanggung jawab atas kesulitan yang kini dialami keluarganya.

"Saya anak manja, menolak mendengarkan orang lain. Saya sombong, keras kepala," kata dia, seperti dikutip dari situs ABC Indonesia, Senin (25/3).

Ketika itu, Nur Dhania jadi yang pertama dari keluarganya yang pergi bergabung dengan 'kekhalifahan'. Ketika itu, ISIS menguasai wilayah luas yang membentang dari Suriah barat ke Irak timur.

Yang luar biasa, 25 orang kerabatnya - termasuk nenek, saudara, orangtua, paman, bibi dan sepupunya - mengikuti jejaknya.

Namun hanya dalam tempo setahun, keluarga ini telah mempertaruhkan segalanya untuk kembali pulang ke Indonesia.

Terpesona

Nur Dhania pertama kali mendengar tentang ISIS dari pamannya yang kini mendekam dalam penjara karena pelanggaran terorisme. Sang paman ini juga turut membujuk anggota keluarga besar lainnya pergi ke Suriah.

Ketika itu, tahun 2014, Nur banyak menghabiskan waktu bermain media sosial, dan melahap semua informasi tentang ISIS dan propaganda tentang 'surga' di Suriah.

Namun Nur membantah mengalami radikalisasi oleh ISIS atau termotivasi jadi pelaku terorisme. Dia, katanya, lebih tergoda oleh janji kehidupan utopis di Suriah.

"Saya terpesona," katanya, mengenai propaganda ISIS yang menawarkan perumahan, pendidikan dan kesehatan gratis.

ISIS juga menjanjikan pekerjaan untuk semua orang serta membayarkan hutang keluarga yang datang ke sana.

Nur pun berusaha meyakinkan keluarganya mengenai hal itu. Dia lari dari rumah ketika keluarganya menolak.

Ketakutan akan keselamatan putri mereka, orangtua Nur akhirnya mengambil keputusan drastis.

Ayahnya Dwi Djoko Wiwoho bukan saja berhenti sebagai PNS di Batam, tapi juga menjual rumah mereka di Jakarta untuk membiayai perjalanan ke Suriah, melalui Turki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot