Berita86INDO-Sektor pariwisata
Indonesia diyakini akan berkembang semakin pesat. Bahkan diprediksi akan
menjadi sumber devisa terbesar di Indonesia. Pernyataan itu disampaikan Kepala
Bappenas sekaligus Menteri PPN Bambang Brodjonegoro, Rabu (3/4).
Pernyataan itu
disampaikan Bambang dalam acara Seminar dan Dialog Nasional Ekonomi Kreatif
Milenial di Era Revolusi Industri 4.0. Acara berlangsung di JIExpo Kemayoran,
Jakarta. Turut hadir dalam acara tersebut Menteri Perhubungan Budi Karya
Sumadi, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Kepala Badan Ekonomi
Kreatif Triawan Munaf, serta Duta Besar Republik Korea untuk Republik Indonesia
Mr. Kim Chang-beom.
“Indonesia
juga akan menjadi salah satu negara tujuan wisata yang penting di dunia
pariwisata akan menjadi sumber devisa terbesar di Indonesia. Menggantikan
sumber daya alam, tambang. Dan perkebunan seperti kelapa sawit,” tutur Bambang.
Dijelaskannya, minyak dan gas adalah masa lalu. Sedangkan masa depan Indonesia
adalah digital. Dan Kementerian Pariwisata sudah
menerapkan hal tersebut.
“Di 2013,
empat dari lima perusahaan terbesar dunia adalah minyak dan gas. Namun di 2018,
lima dari lima perusahaan terbesaradalah teknologi digital. Perkembangan
teknologi digital tidak hanya menggeser lanskap persaingan global, tetapi juga
membuka peluang barubagi bidang yang belum pernah ada sebelumnya. Untuk itu,
Pemerintah Indonesia dengan cepat dan tanggap merespontantangan dan peluang
ini,” jelas Bambang Brodjonegoro.
Sementara
Menteri Pariwisata Arief
Yahya menegaskan Go Digital menjadi salah satu program strategis Kemenpar dalam
upaya menenangkan pasar di era industri 4.0. Menurutnya, teknologi digital
memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan industri pariwisata.
“Suka atau
tidak suka, sudah terjadi perubahan perilaku pasar. Semua telah bergeser ke
arah digital. Saat ini industri dunia telah bergeser ke arah industri digital
era 4.0. Perannya mencapai 70%,” kata Menpar Arief Yahya.
Perubahaan
perilaku pasar, kata Menpar Arief Yahya, diikuti pula dengan berubahnya
perilakukan konsumen (customer behavior). Konsumen kini semakin mobile,
personal, dan interaktif. Dan ini menjadi sifat dari digital yakni ‘semakin
digital, semakin personal (The more digital, the more personal).
“Dalam industri
pariwisata perubahan customer behavior itu terlihat ketika search and share 70%
sudah melalui digital. Industri travel agent sudah tidak lagi bisa mengandalkan
walk in service untuk reservasi tiket dan memilih paket wisata. Semua sudah
berubah dengan digital,” kata Menpar Arief Yahya.
Menpar pun
mengingatkan kembali tagline ‘The more digital, the more personal. The more
digital, the more professional. The more digital, the more global'.
Dijelaskannya, perubahaan perilaku konsumen yang mempengaruhi pasar tersebut
digerakan oleh kaum milenial.
Hal ini sejalan dengan semangat Presiden Joko widodo (Jokowi) yang menyebutkan
bahwa kaum milenial adalah masa depan Indonesia. Milenial cenderung selalu
berperilaku dengan basis digital, mobile, interaktif yang kini jumlahnya
mencapai 50% dari jumlah wisman inbound ke Indonesia.
"Maka
siapapun yang menguasai komunitas anak muda, dialah yang berpotensi memenangkan
pasar masa depan atau winning the future market," tambah Menpar Arief
Yahya.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar