BERITA86INDO-Nilai mata uang Turki, lira,
kembali turun tajam, melemah hampir 6% pada perdagangan hari Kamis (28/03).
Lira sejak beberapa waktu terakhir mengalami
tekanan terkait dengan kekhawatiran terhadap cadangan devisa Turki.
Tahun lalu, nilai tukar lira terhadap dolar Amerika
melemah hampir 30%.
Penurunan terbaru terjadi ketika Turki akan
menggelar pemilu lokal pada hari Minggu (31/03).
Presiden Recep Tayyip Erdogan menuduh Amerika
Serikat dan negara-negara Barat sebagai penyebab melemahnya nilai tukar lira.
Ia mengatakan lira "dilemahkan untuk
menggoyang stabilitas Turki".
"Kita harus mendisiplinkan spekulan di pasar.
Mereka sekarang tak bisa menemukan lira ... keadaan bisa kita balikkan. Jika
(aksi spekukan) ini bisa kita tekan, lira akan stabil dan dolar akan
melemah," kata Presiden Erdogan.
Ia mengatakan untuk mengatasi melemahnya lira, suku
bunga harus dipangkas sehingga inflasi bisa turun, usulan yang banyak ditentang
oleh ekonom.
"Persoalan utamanya adalah soal suku bunga.
Saya kan juga ekonom," kata Erdogan.
Saat berpidato di depan pendukungnya di Ankara,
Erdogan menegaskan, "Saya yang bertanggung jawab atas masalah
ekonomi."
"Siapa yang memimpin negara sekarang?
(Jawabannya) adalah Tayyip Erdogan bersama 14 menteri," katanya.
Jajak pendapat menunjukkan, partai yang ia pimpin,
AK, bisa kalah suara di Ankara dan mungkin juga di Istanbul. Sebelum menjadi
presiden, Erdogan pernah menjadi wali kota di Istanbul.
Beberapa pihak mengatakan, kekalahan di dua kota
ini akan menjadi pukulan telak bagi Erdogan, figur di balik keperkasaan
perekonomian Turki selama bertahun-tahun.
Ia mengatakan pemerintah akan dengan cepat
menerapkan reformasi struktural untuk mendorong perekonomian.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar