Berita86INDO
- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan
bahwa maskapai penerbangan Pelita Air Service yang merupakan anak usaha dari PT
Pertamina (Persero) akan membeli pesawat Airbus untuk mendukung kegiatan
operasional.
Deputi
Bidang Usaha, Jasa Keuangan, Jasa Survei Dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot
Trihargo mengatakan, Pelita Air Service sebagai anak usaha BUMN akan masuk
dalam holdingBUMN penerbangan.
Maskapai penerbangan tersebut akan difokuskan untuk melayani penerbangan charter dan
kargo.
"Nanti
ada Pelita, pelita masuk. karena milik Pertamina. Jadi untuk Pelita adalah
sebagai charter
flight sama cargo," kata Gatot, di Kantor Kementerian
BUMN, Jakarta, Senin (22/4/2019).
Untuk
menunjang kegiatan holding penerbangan
Pelita Air akan membeli pesawat jenis Airbus A400 pada tahun ini. Namun untuk
jumlahnya, dia belum bisa menyebutkan detail.
"Tahun
ini. Dapetnya ngga tau tahun ini. Kan yang penting nanti cargonya di Pelita
Air," tuturnya.
Gatot
menerangkan, keberadaan Pelita Air dalam holding BUMN
penerbangan akan diintegrasikan dengan bisnis kargo milik
Garuda Indonesia. Sehingga nantinya kegiatan pengiriman kargo melalui udara di
Indonesia, khususnya di wilayah Indonesia bagian timur dan Terdepan, Terluar dan
Tertinggal (3T) semakin membaik.
"Jadi
kan selama ini kargo yang ke Papua dan 3T kita kesulitan membawanya. Ke depan
yang besar-besar dengan kargo. Kan waktu di Palu sudah pernah dicoba. Ibu
menteri pinjem dari Hong Kong kalau ngga salah. Jadi mengapa rescue yang
di Palu bisa cepet selama seminggu. Karena salah satunya kita menggunakan
Airbus 400. Jadi dia bisa runway enggak nyampe
1000 meter, dan satu setengah kali dari hercules," paparnya.
Terkait
dengan pembentukan holding BUMN
penerbangan, Gatot mengungkapkan, saat ini instansinya sedang melakukan kajian
untuk menjadikan PT Penas (Persero) sebagai induk holding.
"Survai
Penas sebagai salah satu opsi holding. Garuda tidak bisa
menjadi holding karena
garuda sudah Tbk. Jadi holding penerbangan
100 persen milik negara," tandasnya.
Holding BUMN Penerbangan
Terbentuk Semester I 2019
Airbus
menawarkan pesawat angkut militer jumbo A400M kepada TNI.
Sebelumnya,
Kementerian BUMN berencana membentuk holding BUMN di sektor sarana dan
prasarana perhubungan udara. Holding penerbangan ini
ditargetkan terbentuk tahun ini.
Deputi
Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot
Trihargo menjelaskan dengan adanya holding ini, maka akan meningkatkan
kemampuan keuangan perusahaan.
"Holding kan kita ambil secara company-nya saja jadi
lebih mudah kalau nanti bicara sebagai holding yang strategi kan lebih mudah.
Jadi bisnis yang ada kita turunkan jadi untuk holding jauh lebih bagus,"
kata Gatot di Gedung Bursa Efek Indonesia, pada Senin 15 April 2019.
Gatot
juga membeberkan mengapa Kementerian BUMN memilih PT Survey Udara Penas
(Persero) sebagai holdingnya.
"Kan
100 persen milik BUMN kan, yang penting 100 persen milik BUMN. Kalau kita milih
salah satu, AP 1 dan AP II kompleksitasnya tinggi," tegasnya.
"(Target
selesai) Semester 1 2019," pungkas Gatot.
Menteri
BUMN Rini Soemarno akan membentuk holding BUMN sarana dan prasarana penerbangan. Surat kajiannya pun sudah dikirimkan ke
Menteri Keuangan pada akhir Maret lalu.
Bukan
tanpa alasan Rini berencana membentuk holding ini. Diharapkan dengan
penggabungan ini akan memperkuat bisnis dan pelayanan penerbangan di
Indonesia ke depannya. Dia melihat konsep yang sama juga diterapkan di Dubai,
UEA dan Doha, Qatar.
"Sekarang
sedang dipelajari, kita pakai konsultan, kita bicarakan bersama, ini lebih baik
bagaimana. Karena ke depan kalau kita melihat, adalah bagaimana kita lihat di
negara lain, seperti di Doha bandaranya dengan penerbangannya Qatar Airways, di
Dubai itu juga Dubai Airport juga sama dengan Emirates," kata Rini.
Ingin Seperti Dubai dan Qatar
Menteri
BUMN Rini Soemarno.
Menteri
BUMN Rini Soemarno menyebut, mengingat karakter Indonesia sebagai negara
kepulauan, maka transportasi udara adalah moda transportasi paling efektif
dalam menghubungkan semua pulau tersebut. Untuk itu, ke depan, investasi di
sektor penerbangan ini akan terus meningkat.
Dengan
adanya holding sarana dan prasarana penerbangan ini, nantinya perusahaan akan
lebih kuat baik dalam ekspansi dan juga mencari pendanaan.
"Karena
itu yang kita pelajari adalah neraca dari perusahaan ini. Holding dibentuk
tidak terlepas untuk menjadikan neracanya lebih besar, sehingga kita bisa
melakuakn investasi yang lebih banyak," tegas dia.
Tak
hanya Kementerian Keuangan, Menteri BUMN juga melibatkan Kementerian
Perhubungan dalam merealisasikan rencananya ini. Karena Kemenhub menjadi
regulator di sektor penerbangan ini.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar