Berita86INDO - Pernikahan heboh kembali
terjadi di Kota Kendari. Kedua mempelai masing-masing beragama Kristen dan
Hindu. Namun, menjelang pernikahan, keduanya memutuskan berpindah agama menjadi
penganut Islam. Mereka menjadi Muslim sebelum menikah secara agama di Kantor
Urusan Agama (KUA) Kecamatan Wua-wua, Kota Kendari.
Pernikahan yang viral di media sosial ini terjadi Selasa (16/4).
Tepat sehari sebelum momen Pemilu serentak 2019 yang dihelat.
Mempelai pria diketahui bernama Yanuar Rustanto (44), seorang
pemuda beragama Kristen. Sedangkan, pengantin wanita bernama Komang Suratmini
(32), dara beragama Hindu asal Desa Puudaria Jaya, Kabupaten Konawe.
Sekitar beberapa jam sebelum menikah, bersama keluarga keduanya
datang di kantor KUA dan menemui Kepala KUA Wua-Wua, Musdar. Saat itulah,
Musdar yang dikenal sering menikahkan pasangan pengantin luar negeri ini
langsung memberikan pemahaman kepada keduanya disaksikan keluarga terkait
rencana pernikahan mereka.
Maharnya seperangkat alat salat. Keduanya pun duduk mengucap ijab
kabul di depan penghulu. "Mereka akhirnya bersyahadat masuk Islam sebelum
menikah. Disaksikan dua orang saksi dari KUA dan keluarga masing-masing
mempelai," ujar Musdar, Rabu (24/4).
Masdar mengungkapkan, tidak ada paksaan sama sekali. Sebelum
menikah, keduanya sudah mengetahui banyak soal agama Islam.
Dari keterangan sejumlah pihak, pernikahan pasangan beda agama ini
memerlukan usaha yang tidak mudah. Sejak Maret 2019, keduanya sudah mencari
pihak yang akan menikahkan mereka. Namun diduga sejumlah pihak takut mengambil
risiko karena perbedaan keyakinan keduanya.
Musdar mengatakan, keluarga mempelai wanita sangat antusias pada
saat hari ijab kabul akan dilakukan. Malah, puluhan orang anggota keluarganya
datang dan memenuhi halaman parkir kantor dengan kendaraan mereka.
Yanuar, mempelai pria merupakan seorang duda yang pernah menikah
pada 2003 lalu. Namun dia sudah resmi bercerai yang dilengkapi dengan bukti
administrasi dari Kantor Pengadilan Agama.
"Semua bukti perceraian dan administrasi dibawa kepada kami.
Berdasarkan itu saya berani nikahkan mereka," katanya.
Kisah unik dialami Komang
sebelum menikahi Yanuar. Selama beberapa tahun, dia berkuliah di Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK).
Selama berkuliah, mahasiswi yang mengambil jurusan Pendidikan
Agama Islam (PAI) untuk anak usia dini, diwajibkan memakai hijab. Aturan ini,
diberlakukan pihak kampus kepada seluruh mahasiswi yang beraktivitas di kampus
selama perkuliahan.
"Waktu masih agama Hindu, di kampus saya pakai hijab. Di
rumah tidak pakai, saya lepas," ujar Komang Suratmini.
Kejadian berulang-ulang ini membuatnya tertarik dengan agama Islam.
Sejak saat itulah, benih-benih kecintaannya terhadap agama mulai tumbuh dan
mulai belajar banyak mengenai Islam.
"Pas waktu saya mau minta izin kepada keluarga, mereka
awalnya menolak. Tapi, Alhamdulillah mereka menerima akhirnya," tambah
Suratmini.
Perkenalannya dengan Yanuar menambah kuat niatnya. Sebab, Yanuar
yang masih beridentitas Kristen di KTP ternyata sudah lebih dulu memahami
banyak seluk-beluk Islam.
"Alhamdulillah ada yang mau mengajar saya. Lebih syukur lagi,
keluarga ikhlas pada saya lepas agama," katanya.
Suratmini mengungkapkan, perkenalannya dengan Yanuar dimulai sejak
2018 lalu. Namun, keduanya membina hubungan serius sejak Januari 2019, tiga
bulan menjelang pernikahan.
"Saya dikenalkan teman kantor. Di situ saya mulai berteman kemudian
kami putuskan membina rumah tangga," katanya.
Sebelum menikah, ternyata Suratmini kerap mengirimkan pesan kepada
Kepala KUA Wua-Wua, Musdar, melalui media sosial. Suratmini sering meminta
petunjuk kepada Musdar soal pernikahan beda agama yang akan dijalani dengan
suaminya.
"Dia sering curhat. Kita kasih petunjuk, berdasarkan diskusi
dengan orang kantor KUA. Alhamdulillah mereka setuju," ujar Musdar.
Sebelum menikah, Musdar mengatakan mempelai wanita dilepas dengan
upacara di kampungnya. Upacara pelepasan ini dihadiri sejumlah tokoh agama dan
mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.
"Nantinya, setelah itu mereka tak perlu pakai mahar banyak
karena sudah melalui proses upacara yang dihadiri seluruh keluarga,"
ujarnya.
Musdar mengungkapkan, jumlah warga yang hendak menikah di KUA
Wua-Wua menjelang Ramadan selalu membludak setiap tahun. Rata-rata, bulan lain
hanya mencapai 10-15 pasangan.
"Jelang Ramadan, malah sampai 25 pasang pengantin. Malah,
untuk bulan ini hingga 3 hari sebelum Ramadan masih ada yang akan mengucapkan
ijab kabul," ujar Musdar.
Dia menjelaskan, bulan Syakban menjadi target para calon pengantin
karena diyakini menjadi waktu yang suci untuk menggelar pernikahan. Sehingga,
hampir di setiap KUA di Kota Kendari rata-rata menerima surat usulan pernikahan
yang meningkat dari bulan-bulan sebelumnya.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar