Berita86INDO
- Pemprov Kalimantan Timur belum bisa memastikan
menerima atau menolak rencana investasi USD 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun
dari HongShi Holding Group asal provinsi Zhejiang di China, untuk membangun
pabrik semen di Kutai Timur.
Penegasan itu disampaikan Wakil Gubernur Kalimantan
Timur Hadi Mulyadi, menanggapi derasnya penolakan berbagai mahasiswa, melalui 2
kali aksi unjukrasa, yang berujung bentrok seperti yang terjadi hari ini.
"Kita tidak menolak mentah-mentah, tidak juga
menerima mentah-mentah. Mereka (mahasiswa dan pegiat lingkungan) ada kajian
silakan sampaikan kepada saya," kata Hadi, ditemui wartawan di kantornya,
Senin (8/4).
Hadi menyebut, apabila dalam kajian ditemukan hal
yang tidak benar, rencana investasi itu dipastikan ditolak. Kendati demikian,
belakangan diketahui, dalam kajian, ada ditemukan sedikit masalah.
"Saya baru rapat dengan beberapa OPD
(Organisasi Perangkat Daerah), kelihatannya ada sedikit masalah. Kita akan batalkan
kalau bermasalah," ujar Hadi.
Di hadapan mahasiswa, Hadi sempat dipaksa untuk
mengeluarkan statement menolak pabrik semen. "Susah diajak bicara, saya
harus bikin keputusan di panggung (mobil pikap) tidak pakai data. Berdosa dong
saya ambil keputusan tidak dengan data. Harus sadari itu," terang Hadi.
"Jangan lihat saya sebagai pribadi. Di
belakang saya, ada aparat, ada OPD, ada dinas-dinas. Ada investor, silakan
datang. Saya akan tinjau ke lapangan, meminta data di dinas (Energi dan Sumber
Daya Mineral) berupa data yang valid. Hitam putih, ya sampaikan. Ada yang tidak
nyaman, sampaikan. Kalau memang harus kita tolak, ya kita tolak,"
tegasnya.
Hadi juga memastikan, dia tidak ada menikmati uang
apapun dari investor China itu, terkait rencana investasi Rp 14 triliun.
"Saya tidak ada urusan satu peser pun uang dengan urusan mereka (investor)
itu," ungkap Hadi.
"Mau investor darimanapun, dari China, dari
Arab, kalau tidak penuhi syarat silakan pergi dari Kaltim. Penuhi syarat,
silakan kerjasama dengan baik. Soal ada aliran air (di sekitar bukit karts yang
berpotensi akibatkan pencemaran), itu harus ditelusuri. Apakah ada sambungan
air," demikian Hadi.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar