Berita86INDO -
Aksi penipuan yang menyasar orang tua siswa, dengan modus menelepon mengabarkan
si anak harus segera ditangani secara medis akibat kecelakaan di sekolah, masih
juga terjadi.
Pelaku
yang mampu menyebut nama siswa maupun orang tua dengan jelas saat melancarkan
aksi tipu-tipunya membuat Kepala SMPN 4 Ngawi Moch. Darorul Munir keheranan.
Pasalnya, pihaknya merasa tidak pernah membocorkan data pelajar-wali murid ke
oknum tertentu.
‘’Pertanyaannya, bagaimana data-data seperti
itu bisa diketahui? Nama anak, orang tua, alamat, sampai nomor telepon
diketahui persis seperti itu,’’ kata Munir kepada Radar Ngawi
Munir
menyebut, identitas pelajar di sekolahnya hanya ada di data pokok pendidikan
(dapodik). Pun, dia memastikan data yang terkoneksi dengan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tersebut aman lantaran menggunakan
sistem ter-password. Pun, tidak sembarang orang bisa masuk atau mengaksesnya.
‘’Secara logika, nggak mungkin bocor,’’ tekan Munir.
Praktik
tipu-tipu yang menyasar sejumlah orang tua SMPN 4 Ngawi, kata dia, terjadi
dalam rentang waktu 28 Maret - 7 April 2019.
Sedikitnya
21 wali murid menjadi sasaran upaya penipuan. Seorang di antaranya telanjur
menransfer uang Rp 4,2 juta. ‘’Itu memang penipuan yang sifatnya sporadis,’’
sebutnya.
‘’Tidak habis pikir saya dengan kejadian
seperti ini. Operator dapodik di sini memang sempat mendapat telepon yang
katanya dari Kemendikbud sekitar seminggu sebelum penipuan. Tapi, yang kami kirim
hanya data jumlah total murid. Ke telepon sekolah menghubunginya,’’ imbuh
Munir.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar