Berita86INDO
- Para calon jemaah haji diharapkan bisa mendaftarkan diri
menjadi peserta Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sebelum
berangkat ke Tanah Suci. Setiap tahun, calon jemaah haji yang
terdaftar pada jaminan kesehatan ini terus meningkat.
"Tahun demi tahun semakin
bagus proporsinya semakin baik yang memiliki BPJS. Saya berharap kalau bisa
menjadi syarat juga pelunasan jemaah itu harus jadi anggota BPJS," ujar
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Eka Jusup Singka
di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, seperti dikutip Jumat (26/4/2019).
Dengan terlindungi BPJS
kesehatan dinilai bisa memberikan adanya jaminan kesehatan bagi para calon
jemaah haji, ketika di Tanah Suci maupun di Indonesia.
Tak sebatas calon jemaah haji,
para petugas juga dihimbau mendaftarkan dirinya menjadi peserta BPJS Kesehatan.
"Jadi universal
coverage negara, keamanan kesehatan jemaah juga akan bagus. Petugas
juga harusnya punya asuransi BPJS Kesehatan," tutur dia.
Dia
juga menghimbau calon jemaah haji 2019 mulai
mempersiapkan diri sebelum berangkat ke Tanah Suci. Dengan persiapan
sejak awal, jemaah diharapkan bisa menjalani ibadah dengan khusyuk dan
lancar.
Persiapan jemaah haji dimulai
dengan memeriksakan kesehatan dengan baik. Ini untuk memastikan
kondisi fisik sebenarnya.
Imbauan lain, calon jemaah haji
diharapkan mulai berolah raga, minimal 3 kali dalam seminggu. Olah raga
agar jemaah terbiasa beraktivitas fisik yang akan banyak dilakukan di Tanah
Suci.
"Lakukan olah raga seperti
senam bersama seminggu minimal 3 kali, jalan 30 menit pagi dan sore atau jalan
biasa," ujar dia.
Selain itu, jemaah harus
menjaga pola makan, yang menyesuaikan dengan kondisi fisik atau penyakit yang
mereka derita. Serta perbanyak minum air minimal 2 liter sehari.
Tak lupa melakukan vaksin
wajib, yakni meningitis untuk menjaga kekebalan tubuh. "Kalau untuk
vaksin lain sifatnya sunah," tambah dia.
Tak hanya di dalam negeri, saat
tiba di Tanah Suci, calon jemaah haji juga harus menjaga kesehatan. Serta
menghindari kontak langsung dengan unta guna menghindari penyakit MERS-Cov.
"Sebaiknya jangan selfie,
takut ada penularan karena biasanya kegiatan Umrah dan Haji dimulai dengan
hubungan wisata ke tempat itu (onta)," kata dia.
Calon Jemaah Haji Tertua dan
Termuda
Jemaah
haji tertua dari Indonesia yang berusia 104 tahun mencuri perhatian Raja
Salman. (Saudi Press Agency)
Dua
orang tercatat menjadi calon jemaah haji termuda dan tertua yang berangkat pada
musim haji
2019. Keduanya merupakan perempuan dan berasal dari dua daerah.
Direktur Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Nizar menyebutkan,
calon jemaah haji termuda berasal dari Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, bernama
Putri.
"Dia berumur 17 tahun.
Namanya Putri dan dia ini sudah menikah," jelas dia saat menjadi nara
sumber Pembekalan Terintegrasi Petugas Haji Arab Saudi Tahun 1440H/2019M di
Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (24/4/2019).
Karena status yang sudah
menikah, putri meski baru berumur 17 tahun tetap berhak pergi beribadah haji ke
Tanah Suci.
Sementara calon jemaah haji tertua berasal dari Kabupaten
Fakfak, Papua Barat. Perempuan bernama Rahma Alhasin ini tercatat berumur 105
tahun.
Nizar mengatakan, kemungkinan
akan menyiapkan petugas khusus untuk menemani jemaah haji tertua ini. Berkaca
dari pengalaman sebelumnya, jemaah haji tertua kerap mendapatkan keistimewaan
dari Pemerintah Arab Saudi.
Layanan istimewa dari
Pemerintah Arab Saudi seperti adanya penjemputan khusus, pengawalan bahkan ikut
menjadi sorotan media setempat.
"Tahun kemarin jemaah haji
tertua tak bisa bahasa Indonesia, jadi harus ada pendamping yang mendampingi
satu orang satu, yang tahu bahasa lokal dan tahu bahasa Arab," dia
menandaskan.
Adapun pada tahun ini,
Indonesia mendapatkan kuota haji sebesar 231 ribu dari Pemerintah Arab Saudi.
Dari jumlah tersebut, 10 ribu merupakan kuota tambahan.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar