Berita86INDO- Sebanyak
tujuh orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)
di Kota Bogor menggunakan hak pilihnya. Mereka mencoblos di ruang pusat
rehabilitasi Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi, Rabu (17/4/2019).
Satu
per satu orang tak waras tersebut datang ke bilik suara dengan didampingi
perawat dan petugas KPPS 01, Kelurahan Menteng, Kota Bogor.
Meski begitu, pemungutan suara di rumah sakit jiwa ini berjalan
lancar. Tak ada satupun pasien yang mengamuk saat melakukan pencoblosan surat
suara pemilu.
Justru
mereka kerap mengajak bercanda, sehingga mengundang gelak tawa seluruh yang
hadir di ruangan tersebut.
"Alhamdulillah
lancar. Tidak ada kendala, karena semua pasien yang ikut nyoblos kondisi
psikisnya sudah membaik," terang Ketua KPPS 01 Menteng, Syarief.
Menurut
dia, tujuh pasien disabilitas mental ini menggunakan formulir A5 atau formulir
pindah memilih atau pindah TPS. Sebab, para pasien gangguan jiwa itu
berdomisili di luar Kota Bogor.
"Jadi
mereka hanya memilih capres dan cawapres saja," terang Sarief.
Rekomendasi dari RS
Warga
memasukkan jarinya ke dalam botol berisi tinta saat simulasi pemungutan dan
pencoblosan surat suara Pemilu 2019 di Taman Suropati, Jakarta, Rabu (10/4).
Simulasi dilakukan untuk meminimalisir kesalahan dan kekurangan saat
pencoblosan pemilu pada 17 April nanti. (Liputan6.com/Johan Tallo)
Sementara itu, Kepala Instalasi Rehabilitasi Psikososial RS
Marzoeki Mahdi, dr Lahargo Kembaren menyebutkan, dari 100 lebih pasien ODGJ,
hanya tujuh orang yang mencoblos di RS Marzoeki Mahdi.
"Selebihnya
ada yang dibawa pulang oleh keluarganya untuk mencoblos di tempat mereka
tinggal," kata dia.
Menurut
dia, ODGJ yang berhak menggunakan hak pilihnya pada pemilu kali ini adalah
pasien yang sudah mendapat rekomendasi dari pihak rumah sakit.
"Rata-rata
yang menjalani rawat jalan atau masih dirawat tapi kondisinya sudah membaik.
Yang tidak direkomendasikan itu pasien yang ada di ruang ICU, dan jumlahnya
saat ini ada sekitar 30 orang," terang dia.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar