Berita86INDO - Seorang ibu muda di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur,
mendadak viral di media sosial karena mengumumkan niatnya untuk menjual organ ginjalnya
demi membiayai perawatan anaknya yang saat ini menjalani rawat inap di RSUD dr
Iskak, Tulungagung.
Keinginan untuk
menjual ginjal itu dia unggah di akun media sosial facebooknya
atas nama pribadinya, fikasogadweariyanto pada Minggu dini hari sekitar pukul
00.22 WIB.
"Saya spontan saja menggugah niat saya menjual ginjal, karena memang
sudah mentok tidak memiliki uang untuk menebus biaya perawatan anak saya di
sini (rumah sakit)," kata Rafika Dewi (25), si ibu asal Kota Bumi, Lampung
Utara, pemilik akun facebook fikasogadweariyanto ditemui di ruang perawatan
IRNA Wijaya Kusuma, RSUD dr Iskak Tulungagung pada siang harinya.
Namun hanya selang
beberapa menit status dia unggah, postingan istri dari Bagus Dwi Ariyanto warga
Desa Sidomulyo, Kecamatan Gondang, Tulungagung ini telah repost (dikirim ulang)
oleh warganet di grup Facebook 'Wong
Tulungagung'. Sejak itulah postingan status Rafika viral.
"Saya ikhlas, demi anak saya," ujarnya sembari terus menunggui putra
semata wayangnya, Bagas Satria yang baru berusia 45 hari, dikutip dari Antara,
Minggu (7/4).
Saat ini, kondisi Bagas masih dalam perawatan intensif tim dokter RSUD dr
Iskak.
Balita itu mengalami infeksi di bagian tali pusat, diduga akibat kurang
dibersihkan dan diobati sejak prosesi kelahiran. Daging sisa tali pusat pada
pusar Bagas terlihat menonjol dan terus tumbuh. Pada ujungnya juga terlihat
keluar nanah.
Kondisi itu menyebabkan balita mungil itu mengalami infeksi dan kemudian
merembet pada ketahanan tubuh lain. Bagas dikabarkan sempat demam tinggi, batuk
dan pilek. Bagas bahkan sempat tak sadarkan diri akibat infeksi tali pusar yang
dialaminya sehingga memaksa Rafika dan Bagus melarikannya ke Puskesmas Gondang.
Namun karena kondisi yang buruk, Bagas akhirnya dirujuk ke RSUD dr Iskak
pada Rabu (3/4) dan menjalani rawat inap hingga sekarang.
Sayangnya, kedua
orangtuanya yang sudah tidak lagi bekerja tidak memiliki biaya lagi untuk
pengobatan dan perawatan Bagas yang konon mencapai jutaan rupiah.
"Masalahnya kami tidak memiliki BPJS (kesehatan). Suami sempat
mengurus ke (pemerintah) desa (Sidomulyo, Kec Gondang) namun tidak dilayani pak
lurah karena kami dulu nikahnya siri, sehingga tidak diakui," kata Rafika
yang masih didampingi suaminya, Bagus Dwi Ariyadi.
Kini, Rafika dan Dwi Ariyadi merasa buntu. Sedang Dwi Ariyadi mengaku tak
lagi memegang uang sepeserpun.
Pria muda yang bekerja serabutan di desanya ini hanya terdiam dan pasrah
dengan keadaan yang mereka alami.Dia juga tak tahu jika akhirnya sang istri berniat nekat menjual organ
ginjalnya untuk biaya perawatan sang anak.
"Entah, saya juga masih bingung," katanya.Dikonfirmasi terpisah, Kasi Informasi dan Pemasaran RSUD dr Iskak Mochammad
Rifai menyatakan, pada dasarnya manajemen rumah sakit siap membantu jika ada
pasien dari keluarga miskin yang kesulitan menebus biaya perawatan rumah sakit.
Syaratnya, jika memang tidak memiliki BPJS Kesehatan, maka yang
bersangkutan diharuskan melampirkan SKTM (surat keterangan tidak mampu) dari
desa.Kebijakan sosial manajemen RSUD itu tidak hanya berlaku bagi warga
Tulungagung yang memang berasal dari keluarga kurang/tidak mampu. Tapi juga
bisa diterapkan untuk pasien yang rumah dan domisilinya di kabupaten/kota
sekitar Tulungagung.
"Kalau warga Tulungagung pasti akan kami bantu. Atau orang tanpa
identitas (Mr x) juga akan kami bantu," katanya.Khusus untuk kasus Rafika yang putranya dirawat di ruang IRNA Wijaya Kusuma
RSUD dr Iskak, Rifai menegaskan bahwa keluarga bersangkutan telah diberi
penjelasan bahwa bantuan keringanan akan diberikan namun syarat SKTM dari desa
harus dipenuhi terlebih dulu.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar