Berita86INDO
- Calon Presiden Joko Widodo (Jokowi)
menyebutkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
adalah rekan politiknya yang turut berjasa dalam pembangunan proyek Mass Rapid
Transit (MRT).
Pasalnya, Jokowi sempat berduet dengan Ahok saat masih menjabat sebagai
Gubernur DKI Jakarta.
"Negara besar sebesar Indonesia ini masa baru punya
MRT sekarang? Itu pun, putusan politiknya kita putuskan saat saya jadi gubernur
saat itu, dengan Pak Ahok," ujar Jokowi saat berpidato dalam deklarasi
10.000 pengusaha untuk Jokowi-Ma'ruf di Istora Senayan, Jakarta, Kamis
(21/3/2019) malam.
Jokowi menyebut sudah 30 tahun silam MRT diajukan, namun
tidak diputuskan oleh gubernur sebelumnya dengan alasan tidak memberikan
keuntungan. "Yang namanya MRT kenapa sampai 30 tahun tidak diputuskan?
Karena yang dipikirkan gubernur hanya untung rugi," katanya. Sebelum memutuskan soal pembangunan MRT di Jakarta, dirinya sudah mencari tahu
hingga ke seluruh dunia, bahwa transportasi massal pasti rugi terlebih dahulu.
Jokowi pun mengaku saat memutuskan pembangunan MRT tak memikirkan untung dan
rugi.
"Saya muter di seluruh dunia, namanya transportasi
massal ya rugi. Setahun harus subsidi begini, rugi begini. Kalau hitungan hanya
untung dan rugi untuk pengusaha, benar itu. Tapi kalau untuk negara,
hitungannya mestinya bukan untung dan rugi. Bukan profit dan tidak profit.
Sehingga yang kita putuskan saat itu adalah keputusan politik," tutur
Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi menyinggung kerugian negara akibat
kemacetan di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) sekitar Rp
65 triliun dari hitungan Bappenas. Sedangkan per tahun kerugian negara akibat
kemacetan sekitar Rp 100 triliun.
"Sekarang ini hitungan Bappenas rugi Rp 65 triliun
karena kemacetan. Sekarang sudah Rp 100 triliun gara-gara macet. Apa harus
diterus-teruskan? Lebih baik dipakai bangun MRT, betul? LRT, betul? Itu yang
namanya keputusan politik, sehingga secara makro negara kita tetap untung
gede," ucap dia.
Karena itu, Jokowi meminta para pendukungnya untuk mencoba
menjajal MRT hingga tanggal 24 Maret 2019.
"Ini saya harapkan yang hadir di sini mulai besok
pagi coba MRT. Saya tahu ada yang sudah, tapi banyak yang belum,"
tandasnya.
Calon Presiden Joko Widodo (Jokowi)
menyebutkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
adalah rekan politiknya yang turut berjasa dalam pembangunan proyek Mass Rapid
Transit (MRT).
Pasalnya, Jokowi sempat berduet dengan Ahok saat masih menjabat sebagai
Gubernur DKI Jakarta.
"Negara besar sebesar Indonesia ini masa baru punya
MRT sekarang? Itu pun, putusan politiknya kita putuskan saat saya jadi gubernur
saat itu, dengan Pak Ahok," ujar Jokowi saat berpidato dalam deklarasi
10.000 pengusaha untuk Jokowi-Ma'ruf di Istora Senayan, Jakarta, Kamis
(21/3/2019) malam.
Jokowi menyebut sudah 30 tahun silam MRT diajukan, namun
tidak diputuskan oleh gubernur sebelumnya dengan alasan tidak memberikan
keuntungan. "Yang namanya MRT kenapa sampai 30 tahun tidak diputuskan?
Karena yang dipikirkan gubernur hanya untung rugi," katanya.
Sebelum memutuskan soal pembangunan MRT di Jakarta, dirinya sudah mencari tahu
hingga ke seluruh dunia, bahwa transportasi massal pasti rugi terlebih dahulu.
Jokowi pun mengaku saat memutuskan pembangunan MRT tak memikirkan untung dan
rugi.
"Saya muter di seluruh dunia, namanya transportasi
massal ya rugi. Setahun harus subsidi begini, rugi begini. Kalau hitungan hanya
untung dan rugi untuk pengusaha, benar itu. Tapi kalau untuk negara,
hitungannya mestinya bukan untung dan rugi. Bukan profit dan tidak profit.
Sehingga yang kita putuskan saat itu adalah keputusan politik," tutur
Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi menyinggung kerugian negara akibat
kemacetan di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) sekitar Rp
65 triliun dari hitungan Bappenas. Sedangkan per tahun kerugian negara akibat
kemacetan sekitar Rp 100 triliun.
"Sekarang ini hitungan Bappenas rugi Rp 65 triliun
karena kemacetan. Sekarang sudah Rp 100 triliun gara-gara macet. Apa harus
diterus-teruskan? Lebih baik dipakai bangun MRT, betul? LRT, betul? Itu yang
namanya keputusan politik, sehingga secara makro negara kita tetap untung gede,"
ucap dia.
Karena itu, Jokowi meminta para pendukungnya untuk mencoba
menjajal MRT hingga tanggal 24 Maret 2019.
"Ini saya harapkan yang hadir di sini mulai besok
pagi coba MRT. Saya tahu ada yang sudah, tapi banyak yang belum,"
tandasnya.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar