Berita86INDO - Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Riau mempertimbangkan untuk menutup sementara
jembatan Siak IV yang baru saja diresmikan medio Maret 2019 lalu karena ratusan
baut hilang akibat dimaling.
Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Provinsi Riau, Yunnas
Haris di Pekanbaru, Minggu (14/4), mengatakan sekitar 100-an baut hilang hingga
dikhawatirkan membahayakan jika tetap dibuka untuk umum.
"(Hilangnya
baut-baut) ini berpengaruh terhadap kekuatan jembatan, kalau memang nanti
membahayakan, maka kita akan tutup sementara," katanya.Haris menyayangkan insiden
hilangnya material baut tersebut.
Menurut dia, seharusnya
masyarakat dapat bersama-sama menjaga jembatan yang belakangan menjadi ikon
baru Provinsi Riau tersebut. Terlebih lagi, baut yang hilang itu tidak serta
merta dapat dibeli di pasar melainkan harus dipesan khusus.
"Bingung kita melihat
kondisi ini. Kok tidak ada rasa memiliki," ujarnya.
Selain baut, dia juga
menyebut sejumlah material lainnya juga hilang dalam beberapa waktu terakhir.
Di antaranya penangkal petir yang juga raib diambil orang tidak bertanggung
jawab. "Kemarin penangkal petir juga hilang. Tapi sudah kita ganti,"
tuturnya.
Sementara saat disinggung
pengawasan jembatan, pihaknya sejauh ini hanya bisa melakukan pengawasan secara
acak. Dia mengaku tidak mungkin menempatkan personel 24 jam untuk mengawasi
maling.
"Kita kan tidak bisa
awasi 24 jam. Memang kita awasi, tapi lengah saja sedikit, baut-baut itu
langsung dicuri, padahal besinya itukan tertanam," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya mengimbau
kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga Jembatan Siak IV yang juga diberi
nama Jembatan Marhum Bukit itu, dan jangan mencuri bagian dari
jembatan."Kalau sudah mur dan baut jembatan yang dicuri, tentu ini
berbahaya terhadap ketahanan jembatan, karena baut itu bagian pengunci
jembatan," ujarnya.
Seperti diketahui,
Jembatan Siak IV diresmikan pada bulan Februari 2019, di akhir masa jabatan
Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim. Saat diresmikan, Jembatan Siak IV diberi nama
Jembatan Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah atau bisa juga disebut Jembatan
Marhum Bukit.
Sultan Abdul Jalil
Alamuddin Syah merupakan Sultan ke-4 Kerajaan Siak Sri Indrapura, yang bergelar
Marhum Bukit. Namun, saat peresmian jembatan tersebut belum mengantongi
sertifikat kelayakan dari Menteri PU sehingga tidak bisa langsung dibuka untuk
umum.
Pembangunan Jembatan Siak
IV telah dimulai sekitar 10 tahun lalu, yakni dari tahun 2009 dengan program
tahun jamak (multi-years). Total dana pembangunan jembatan tersebut mencapai
sekitar Rp483,68 miliar.
Jembatan Siak IV memiliki
total panjang 800 meter, dengan konstruksi Steel Deck Girder yang memiliki 14
titik kabel di bagian hulu dan hilir. Tinggi pylon jembatan 75 meter dengan
jenis konstruksi beton.
Tujuan dari pembangunan
Jembatan Siak IV adalah untuk mengimbangi pesatnya perkembangan Kota Pekanbaru
wilayah utara, di mana Jalan Jenderal Sudirman yang merupakan jalan protokol,
terhalang oleh aliran sungai Siak, sehingga perlu jalan penghubung wilayah
Pekanbaru Kota dengan wilayah Pekanbaru Utara.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar