Berita86INDO-Korban tewas serangan beruntun di
tiga kota selama
perayaan Hari Paskah kemarin bertambah menjadi 310 orang. Juru bicara
Kepolisian Sri Lanka, Ruwan Gunasekera, mengatakan beberapa di antara korban
tewas itu sempat kritis karena luka serius, lalu meninggal.
Gunasekera mengatakan selain ratusan tewas, sedikitnya 500
orang ikut terluka dalam serangan bom yang terjadi di delapan tempat terpisah
pada Minggu (21/4) pekan laluitu.
Empat bom pertama meledak sekitar pukul 08.45 waktu lokal di
empat lokasi berbeda, yakni Hotel Shangri-La di pusat Kota Kolombo, Hotel
Kingsbury, Gereja St Anthony di Kochchikade, dan Gereja Katolik St. Sebastian
di Negombo.
Serangan paling mematikan dikabarkan terjadi di Gereja St
Sebastian di Negombo. Sejumlah gambar yang tersebar di media sosial menunjukkan
selain berserakan puing-puing bangunan, lantai gereja juga berlumuran darah.
Ledakan di Gereja St Anthony terjadi ketika misa Paskah
berlangsung. Berselang lima menit, bom lainnya menerjang Hotel The Cinnamon
Grand. Sekitar pukul 09.05, ledakan keenam terjadi di Gereja Katolik Zion Roman
di Batticaloa.
Ledakan ketujuh terjadi di New Tropical Inn sekitar pukul
13.45 waktu lokal. Penginapan itu berdekatan dengan kebun binatang nasional Sri
Lanka.
Ledakan terakhir menerjang sebuah rumah di Dematagoda,
Kolombo, saat razia polisi berlangsung. Tiga aparat keamanan dilaporkan tewas
dalam ledakan itu.
Bom kembali meledak di dekat Gereja St. Anthony pada Senin
(22/4) sore. Saksi Reuters melaporkan
ledakan terjadi saat tim penjinak (STF) melucuti bom yang disimpan di dalam
sebuah mobil yang terparkir di dekat gereja.
Dikutip AFP, Gunasekera
mengatakan sejauh ini ada 40 orang yang telah ditangkap kepolisian lantaran
diduga terlibat serangan bom beruntun tersebut.
Meski belum ada kelompok yang mengklaim, pemerintah Sri Lanka
meyakini serangan paling mematikan selama satu dekade terakhir itu dilakukan
oleh kelompok ekstremis setempat, Jemaah Tauhid Nasional (NTJ).
Pemerintah Sri Lanka masih menyelidiki kemungkinan hubungan
NTJ dengan organisasi internasional.
Tidak banyak informasi mengenai NTJ, baik dari struktur
lembaga hingga jumlah anggotanya.
Laporan intelijen Sri Lanka menyatakan mereka mulai tumbuh
sejak 2016, dipimpin ustaz Muhammad Zaharan.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar